Coba
Jelaskan!
Oleh :
Baiq Ayu
Tempat ini. Lagi-lagi aku kesini. Ke
tempat dimana kau dan aku terakhir kalinya bertemu.
Sosok Airlangga Niagarawan yang
biasanya memberiku semangat pagi berupa pesan singkat yang dilengkapi dengan
emoticon kiss sekarang tak ada lagi.
Dulu, ketika pertama kali kau dan aku
bertemu, kita saling memandang dan tersenyum satu sama lain. Sekarang, ketika
kita bertemu, tak ada lagi pandangan dan senyuman itu, yang ada hanyalah sebuah
kebisuan.
Dulu, kau selalu mengirimkanku perhatian-perhatian
yang kau sisipkan lewat pesan singkat, tapi sekarang? Hilang sudah.
Perubahanmu benar-benar drastis. Entah
sejak kapan kau berubah. Berubah menjadi sosok yang tidak aku kenal, baru, dan
tidak aku harapkan.
Seiring berjalannya waktu, kau semakin
tidak peduli denganku. Hubungan tanpa nama yang pernah kita miliki dulu, seakan
tidak pernah ada di matamu.
Lalu, semua kenangan-kenanang kita kau
anggap apa? Sampah?
Kadang kau berbicara kepadaku seolah aku
orang spesial dan kadang juga kau berbicara kepadaku seolah aku tak berarti
apa-apa.
Sebenarnya, apa nama hubungan kita
ini?
Coba jelaskan!
***
26 Desember 2013
‘Ini Fifi?’
‘Siapa
ini?’
‘Ini
aku, Airlangga, yang waktu di ruang BK tadi pagi itu.’
‘Oh,
Angga. Anyway, tau nomorku dari siapa?’
‘Aku
minta dari Keirena.’
‘Ada
apa kok kamu malem-malem SMS aku, Ngga?’
‘Ya,
nggak apa, Fi.’
‘By
the way, kamu tadi pagi kena hukum gara-gara telat, Ngga?’
‘Iya.
Kamu, Fi?’
‘Sama.
Tau nggak, selesai keluar dari ruang BK, tanganku sakit semua gara-gara nulis
‘Saya tidak akan telat lagi’ sebanyak 50x -_-‘
‘Tanganku
juga pegel kali, Fi.’
‘Udah
dulu ya, Ngga. Udah malem banget nih. Aku mau tidur. See you tomorrow!’
‘OK.
Good night, Fifi!’
Masih ingat?
Itu adalah percakapan SMS kita yang
pertama kali. Tanggal 26 Desember 2013 adalah tanggal dimana aku dan kau
dipertemukan. Di antara bermilyaran manusia di dunia ini, mengapa harus kau?
Mengapa hanya kau yang bisa membuat luka yang teramat sempurna hingga aku tak
dapat menghapusnya? Mengapa?
Coba jelaskan!
***
19 Januari 2014
Aku
lewat di depanmu yang sedang membersihkan kelas dengan wajah kusam. Lalu,
ketika kau melihatku, ekspresi wajahmu berubah 180O, seperti
ekspresi orang yang baru mendapatkan hadiah kuis TV berupa uang jutaan rupiah;
senang sekali.
Dan
kau menyapaku di depan semua teman-temanmu.
“Hai,
Fifi!”, ucapmu tersenyum seraya melambai-lambaikan tangan kananmu.
Kemudian,
aku membalasnya dengan senyuman. Kau tau tidak, betapa bahagianya aku saat itu?
“CIIIIEEEEEEE.....!!!!”,
teman-temanmu menyorakki kita berdua sambil tertawa jahil.
Kau
pasti melihat, betapa merahnya pipiku saat itu!
Ah,
merindukan masa itu! Masa dimana kita masih seperti dulu, tidak seperti
sekarang yang...........ah sudahlah!
***
31 Januari 2014
‘Pagi,
Fifi! :*’
‘Pagi
juga, Angga!’
‘Kamu
lagi apa? Udah makan? :)’
‘Udah,
Angga. Kamu udah? :))’
‘Udah
juga. Nanti kalo tidur jangan malem-malem ya, nanti kamu sakit, Fi :*’
‘Perhatian
banget sih hahaha :D’
‘Iya,
kan aku sayang kamu, Fifi :*’
Kata-kata
sayang itu apa maksudnya? Selama ini, kau terus saja mengatakan sayang tapi
sikapmu itu berlawanan dengan perkataanmu. Seharusnya, jika kau menyayangiku,
kau memberikan hubungan ini sebuah nama.
Sekali
lagi aku tanya, sebenarnya, apa nama hubungan kita ini?
Coba
jelaskan!
***
01 Maret 2014
‘Angga, kamu sibuk?’
‘Iya.’
‘Aku
ganggu nggak?’
‘Kamu
mau bilang apa sih, Fi?’
‘Angga,
nama cewek di Personal Message BBM kamu itu siapa?‘
‘Bukan
siapa-siapa.’
‘Bohong!’
‘Ya
udah, terserah kamu!’
Apakah
kau ingat itu?
Apa itu yang kau namakan sayang? Kau
mulai berubah sikap kepadaku. Kemana Airlangga Niagarawan yang dulu? Kemana
Airlangga Niagarawan yang aku kenal?
Apa semua laki-laki itu sama? Selalu
mengatakan kata-kata indah di awal dan mengatakan kata-kata pahit di akhir?
Apa semua laki-laki itu sama? Selalu
berubah sikap ketika menemukan seseorang baru yang dia anggap lebih baik dari
orang lama?
Iya?
Coba jelaskan!
***
04 Maret 2014
‘Fi, aku mau ngomong penting sama kamu.’
‘Apaan,
Ngga?’
‘Kita
bisa ketemu nggak di Bazbaz Cafe jam 4 sore ini?’
‘OK.
Jemput ya!’
‘Maaf,
Fi, aku nggak bisa jemput kamu.’
‘Ya
udah deh, nggak apa kalo kamu lagi sibuk.’
Akan
kupersiapkan pakaian dan dandanan secantik mungkin hari ini. Kuambil medium-dress
merah muda serta heels hijau toska yang sepertinya akan terlihat sempurna untuk
pertemuan sore nanti.
Sesampainya
di Cafe, aku melihat Angga sedang duduk di salah satu tempat di pojok ruangan
bersama seorang perempuan disampingnya.
“Hai,
Angga! Itu siapa?”, kataku sambil duduk di depan perempuan manis itu.
“Kenalin,
Fi, dia itu pacar baru aku. Kita baru 3 hari jadian.”
Sungguh
mengejutkan! Aku pikir, kau mengajakku kemari untuk memperjelas hubungan kita
yang telah nama menggantung ini, tapi kenyataannya, kau malah memperkenalkan
aku kepada perempuan pilihanmu.
“Hai,
Fifi! Aku Rizkhe.”, kata perempuan itu sambil tersenyum.
“Aku
kesini cuma mau bilang, kalau kamu jangan ganggu-ganggu aku lagi, karena aku
sudah punya Rizkhe, aku takut dia salah paham sama kita.”
Ganggu,
katamu? Jadi, kau anggap aku sebagai seorang pengganggu atas hubunganmu dengan
Rizkhe?
“Iya,
aku paham kok.”, hanya itu kata-kata yang mampu kuucapkan di depan mereka.
Apakah
kau tau bagaimana perasaanku? Sakit? Ya, sudah pasti.
Bahkan air mata saja tidak cukup untuk
menggambarkan betapa sakitnya hati ini. Munafik jika aku mengatakan bahwa aku
bahagia melihatmu bersamanya. Aku bahagia jika kau ada bersamaku, bukan
bersamanya.
Mungkin hanya waktu yang dapat
menyembuhkan luka yang telah kau buat. Saat dulu, kau begitu mengabaikanku dan
hubungan tanpa nama ini. Tapi kini aku sadar, jika aku terus begini, ini hanya
akan menyakiti diriku saja.
Aku percaya, di luar sana pasti ada
seseorang yang mampu menggantikanmu dan bisa membuatku menghapus semua
kenanganku bersamamu.
Tapi tetap saja, aku akan selalu berterima
kasih kepadamu, karena kau telah menunjukkan kepadaku bahwa kau bukanlah orang
yang tepat untukku.
Dan sepertinya, aku tidak butuh lagi
penjelasan apa-apa darimu, karena semua yang terlihat sudah cukup menggambarkan
tentang semuanya.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar