Sabtu, 24 Januari 2015

Dalam Diam Aku Melihatmu (bagian terakhir)


“Assalamualaikum. ” Terdengar suara lemah yang sangat kukenal dengan logat Jogja yang sangat khas.
“Wa’alaikumsalam. Ini dengan siapa ya?”
“Aku Adi, Sya. Aku mau ngomong penting sama kamu. Kamu bisa gak nanti dateng ke RS Husada? Uhuk uhukk..”
“Subhanallah! Adi? Kamu udah sadar, Di?” Ucapku sambil menahan air mata. Air mata kebahagiaan.
Tiba-tiba, TUTUTUTUTUTTTTT.....
Arghhhh!!! Baterai hp ku lowbat!!!
Tanpa berpikir panjang-panjang, aku langsung menancap gas sepeda motorku menuju RS Husada.
Aku sangat takut. Takut kalau nanti adalah saat terakhirku dengannya. Tapi, aku tetap harus berpikir positif. Walaupun aku tak tau apa sebenarnya penyakit yang diderita Adi, tapi aku tetap harus optimis bahwa Adi bisa sembuh. Harus.
***
            DUG DUG DUG DUG DUG.....
            Bunyi sepatuku sangat terdengar di lorong rumah sakit itu. Aku melangkah cepat dengan perasaan was-was, gundah, serta khawatir.
BRUKKKK. Aku menabrak seorang wanita paruh baya bermata coklat. Dia adalah Ibu Adi.
“Tante?”
“Nak Tasya?”
“Iya, Te, saya Tasya. Kamar Adi dimana ya, Te?”
“Tinggal lurus, terus belok kiri. Nanti ada kamar nomor 23, tinggal masuk saja, Nak”
“Terima kasih, Te. Ngomong-ngomong, Tante ngapain disini?”
“Mau beli jus buat Adi. Dari tadi udah ditunggu Adi lho Nak, ayo cepet kesana!”
“Saya duluan ya, Tante”
“Iya.”
            Itu dia kamar nomor 23 di lantai 2 RS Husada, dengan pintu warna coklat muda dan pot bunga mawar merah yang berukuran besar.
            “Adi?”
            “Tasya?”
            Akupun langsung menghampirinya di tempat tidur yang berwarna putih itu. Tubuhnya terlihat lemah, wajahnya pucat, dan kepalanya diperban. Ingin aku meneteskan air mata karena melihat kondisinya yang seperti itu.
            “Sore, Tasya! Gimana kabarnya?”
            Aku hanya menatapnya dengan tatapan iba tanpa menjawab pertanyaannya. Ingin aku memeluknya sambil berkata “Adi, aku merindukanmu.”
            “Lha kok kamu kayak mau nangis gitu, Sya? Kenapa? Kamu nggak lagi sakitkan?”
            Ya Tuhan, disaat seperti ini pun, dia masih memikirkan kesehatanku. Anak siapa ini, Tuhan? Apakah dia anak malaikat?
            “Tasya? Tasyaaa? Kamu kok liatin aku begitu sih?”
            “Eh, maaf maaf. Iya, aku baik kok. Kamu gimana? Apanya yang sakit?”
            “Seperti yang kamu lihat. Aku baik-baik aja kok. Aku minta kamu kesini karena aku kangen sama kamu, Sya.”
            “Kalau kangen kan bisa telpon atau SMS, Di.”
            “Tapi aku maunya ketemu langsung.”
            “Ngomong-ngomong, Ayah kamu dimana? Kok dari tadi gak kelihatan?”
            “Ayahku masih di luar kota. Beliau akan ngambil penerbangan pagi buat kesini secepatnya. Hmm, Sya, tentang surat itu..gimana?”
            “Gimana? Gimana apanya?”
            “Kamu suka juga nggak sama aku, Sya?”
            “Tapi kok bilangnya lewatnya surat gitu sih, kalo cowok kan seharusnya bilangnya langsung dong. Hihihi”
            “Oke deh, aku ulang lagi. Tasyahila Rosova, kamu mau nggak jadian sama aku?”
            Astaga, dia memegang tanganku sambil mengucapkan kata-kata yang bisa membuatku terbang ke langit ke-7. Apakah ini mimpi, Tuhan?
            “Tidak akan.”
            “Ha? Jadi kamu nggak suka.....”
            “Kan aku belum lanjutin perkataanku, Adi.”
            “Maksud kamu?”
            “Tidak akan pernah bisa menolaknya.”
            “Jadi kamu mau?”
            “Iya.”
            “Bener?”
            “Iya, Adi.”
            “Yes!! Yes!! Yessss!! Aaaww aw aww!!”
            Rupanya, kepalanya terasa sakit karena dia terlalu banyak tingkah. Dasar, Adi!
            “Karena sekarang aku pacar kamu, jadi kamu harus dengerin aku ya? Mulai sekarang kamu harus istirahat terus dan jangan banyak bergerak, kan kamu masih sakit, Di.”
            “Iya, cantik.”
            Inilah akhir ceritaku. Ceritaku bersama Adi Sadewa. Ya, pemilik nama itu telah merubah segalanya menjadi lebih indah. Terkadang aku berpikir hidup ini seperti film, ada adegan bahagia dan adegan sedih. Well, aku telah menemukannya, menemukan seseorang yang membuatku merasa spesial, bagaimana denganmu?

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar